Produksi jagung dapat ditingkatkan dengan pemakaian varietas unggul bersari bebas maupun hibrida. Untuk mendapatkan hibrida yang berpotensi hasil tinggi diperlukan pasangan genotipe (populasi) yang memiliki kelompok heterotik yang berbeda. Dari populasi yang diperbaiki dapat dihasilkan galur yang mempunyai daya gabung yang baik dengan galur dari populasi pasangannya. Pada tahun 1993, Badan Litbang Pertanian telah membentuk pola heterotik dua pasangan populasi, yaitu pasangan Malang Sintetik (MS) J1 dengan J2 versi umur dalam, dan pasangan MS K1 dengan K2 versi umur genjah. Dari kegiatan pada daur ke-1 dan ke-2, selama tahun 1999 ? 2002 telah dilepas tiga varietas unggul jagung bersari bebas dan delapan varietas unggul jagung hibrida dengan potensi hasil 7,60 - 9,00 t/ha. Koefisien kemiripan dan jarak genetik berdasarkan marka molekular (SSR) galur-galur penyusun hibrida Semar 8 ? semar 10 dan Bima-1 sesuai dengan informasi pedigree. Dua galur terbaik sebagai tetua hibrida Bima1 yaitu Mr04 (berasal dari MSJ1) dan Mr14 (berasal dari Suwan3 ~ MSJ2) memiliki potensi sebagai penguji (tester) daya gabung galur-galur yang berasal dari luar kelompok heterotik MSJ1 dan MSJ2. Hibrida silang tunggal (ST) N161 x Mr04 memiliki daya hasil 13,46 t/ha yaitu 123% dan 87% masing-masing di atas hibrida Bima1 dan NK33. Galur-galur yang memiliki daya gabung khusus (DGK) baik dapat diintrogresikan untuk meningkatkan keragaman genetik pasangan populasi MSJ1 dan MSJ2. Untuk jagung bersari bebas, lima daur seleksi berulang berbalasan (SBB) telah dilakukan hingga tahun 2004. Populasi MSJ2C5 memberikan rerata hasil 7,38 t/ha yaitu 16% lebih tinggi dibanding varietas Lamuru (MSJ2C2) atau terjadi kemajuan seleksi sebesar 339 kg/daur.
AGUS SURYANDI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar